Cerita Dongeng Putri Salju

Advertisement
#
Dahulu kala di belahan duni ini, di musim dalju, seorang ratu duduk menjahit di dekat jendela. Ketika ia melirik ke luar untuk melihat serpihan salju yang tertiup angin, tiba-tiba jarinya tertusuk jarum dan tiga titik darah menodai jahitannya.
“Jika nanti aku punya anak,” kata Ratu, “aku ingin seorang putrid yang pipinya semerah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni.”
Ajaib, beberap bulan sesudah itu, keinginan sang Ratu terkabul. Ia mengandung dan kemudian melahirkan seorang putrid cantik dengan pipi merah, kulit putih, dan rambut hitam. Diberinya nama Putri Salju.
Namun sungguh malang nasib Putri Salju, ibunya tidak dapat menemani lebih lama di dunia ini. Sang Ratu meninggal dunia, dan ayahnya menikah lagi.
Ratu baru ini cantik, namanya Ratu Elvira tetapi sifatnya penuh iri dan dengki. Hanya mementingkan diri sendiri.
Ratu Elvira mempunya benda ajaib yang paling disayanginya, yaitu sebuah cermin ajaib. Setiap hari ia bertanya kepada cerminnya, “Cermin kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?” Cermin itu menjawab, “O, Ratu, engkaulah wanita paling cantik di dunia!”
Tetapi, Putri Salju semakin besar dan setiap hari menjadi semakin cantik. Pada suatu hari, ketika Ratu bertanya, “Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?”
Kali ini cermin member jawaban lain. “O, Ratu, Putri Salju-lah wanita paling cantik di dunia!”. Seketika wajah Ratu cemberut, pucat dan marah.

Sejak peristiwa itu, Ratu sangan membenci Putri Salju, sedangkan semakin hari gadis itu semakin cantik. Dengan rasa marah Ratu memanggil seorang pemburu. “Bawalah Putri Salju ke hutan,” perintahnya. “Bunuh dia dan bawa jantungnya kepadaku.”
Pemburu itu membawa Putri Salju ke hutan, tetapi ia tidak sampai hati membunuhnya. “Larilah,” bisiknya, “dan jangan kembali!”
Putri Salju tak tahu jalan dan ia sangat takut. “Oh, keman aku harus pergi?” tangisnya. Ia terus berjalan seorang diri. Akhirnya, ia melihat sebuah pondok di tempat terbuka.
Di luar dingin, maka Putri Salju mengintip ke dalam. Ruangannya kecil dan aneh. Ada tujuh kursi kecil dan tujuh piring kecil. Di sepanjang dinding ada tujuh ranjang kecil. Tidak ada orang. Putri masuk, lalu berbaring di salah satu ranjang. Karena capai ia tertidur.
Putri Salju tidur dengan pulas. Ia tidak tahu bahwa pondok itu milik tujuh kurcaci yang bekerja di tambang sepanjang hari, mereka pulang dan menyalakan tujuh lilin. “Astaga! Ada orang disini!” seru salah satu kurcaci. Ia terkejut ketika melihat Putri Salju tidur di ranjang. Karena seruan itu, Putri Salju terbangun dan ketujuh kurcaci datang mengerumuninya.
“Cantik sekali gadis ini!” kata mereka. “Mengapa engkau datang ke tengah hutan begini, anak manis.” Tanya salah satu kurcaci dengan ramah. “Adakah sesuatu yang dapat kami lakukan untuk menolongmu?”
Putri Salju bercerita tentang ibunya, Ratu yang jahat. Setelah bercerita, gadis itu menjadi sehingga ia mulai menangis, “Cup, cup cuuup…!” kata si kurcaci yang baik itu. “Tinggalah bersama kami. Disini engkau aman dari wanita jahat itu. Putri Salju dengan senang hati menerima tawaran itu.
Di istana, lagi-lagi Ratu berdiri di depan cermin ajaibnya. Ia tidak tahu kalau pemburu itu sebenarnya tidak menjalankan perintahnya. Jantung yang diperlihatkannnya adalah jantung binatang buruan, bukan jantung Putri Salju. Sambil mengusap tangan dengan rasa puas, Ratu tersenyum dan berkata “Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tercantik di dunia?” tak terduga, cermin itu menjawab, “O, Ratu, Putri Salju-lah wanita tercantik di dunia. Di tengah rimba, tempat kediaman tujuh kurcaci, di sanalah Putri Salju berada.”
Sang Ratu menjerit marah. Ia merencanakan tindakan dendamnya. Keesok harinya, ketujuh kurcaci berangkat kerja. Putri Salju merapikan pondok itu sambil bersenandung. Tak lama kemudian, seorang nenek-nenek mengetuk pintu. Dialah sang Ratu yang menyamar sebagai wanita penjual keliling. “Lihatlah barang-barang bagus ini, nak,” katanya sambil tertawa.
Putri Salju terpesona. Ia membiarkan wanita tua itu mengikatkan pita merah jambu di lehernya untuk mencoba. Tiba-tiba wanita itu mengetatkan ikatannya. Putri Salju tercekik dan jatuh ke tanah. Para kurcaci menemukan Putri Salju tergeletak hamper mati. Mereka melepaskan pitanya dan gadis itu bernapas lagi. Paginya Putri Salju sudah sehat.
“Penjaja itu si Ratu jahat!” kata kurcaci. Sebelum berangkat kerja, mereka berpesan jangan membukakan pintu bagi orang yang tak dikenal. Sementara itu, lagi-lagi cermin ajaib member tahu Ratu bahwa Putri Salju belum mati. Ratu pun marah dan ia menyamar lagi, kini sebagai nenek ramah penjual sisir. Lagi-lagi Putri Salju hampir mati sebab sisir itu beracun.
Kali ini para kurcaci menjadi geram. “Siapa pun tidak boleh masuk rumah,” kata mereka tegas. Ketika Ratu mengetahui dari cermin bahwa ia gagal lagi, kemarahannya memuncak. Ia bertekad untuk membunuh Putri Salju.
Keesokan harinya, Ratu membawa sekeranjang apel beracun dan mengetuk pintu pondok. “Pintunya tidak usah dibuka anak manis,” katanya licik,”tetapi cobalah apel yang matang ini, rasanya segar dan nikmat sekali”. Putri Salju tidak curiga pada apel merah ranum itu dan menggigitnya sepotong besar.
Ketika para kurcaci pulang sore hari, mereka menemukan Putri Salju tergolek di lantai. Segala usaha untuk menyelamatkannya sia-sia saja. Ia tergeletak diam dan dingin. “Kita telah kehilangan gadis paling cantik di dunia.” Ratap mereka.
Sementara itu, jauh di istana, Ratu berdiri penuh keangkuhan didepan cerminnya. “Cermin, kaca benggala, Siapa wanita tecantik didunia?”. Cermin menjawab, “Ratu Elvira, wanita tercantik didunia.”
Para kurcaci tidak dapat berpisah dengan Putri Salju. Pipinya masih merah darah, kulitnya seputih salju, dan rambutnya sehitam kayu eboni. Oleh karena itu, para kurcaci membuat sebuah peti mati dari kaca dengan hati-hati membaringkan Putri Salju didalamnya. Gadis yang terbaring itu tampak seolah-olah sedang tidur saja. Siang malam para kurcaci berjaga di samping peti. Pada suatu petang, lewatlah seorang pangeran muda. Begitu melihat Putri Salju, ia jatuh cinta. “Aku mohon kepada kalian, ijinkan aku membawanya pulang. Supaya ia dapat berbaring dengan layak di istana.” Para kurcaci akhirnya setuju.
Dalam perjalanan menuruni gunung. Pada suatu saat ketika salah seorang pelayan pengusung peti tersandung. Tiba-tiba dari mulut Putri Salju keluar secuil apel yang selama ini tersangkut di kerongkongannya.
Putri Salju membuka matanya dan memandang Pangeran. Sang Pangeran tentu saja gembira bukan kepalang. Dengan mata berbinar ia berkata, “Aku cinta padamu, maukah kau menjadi istriku?” kata Pangeran. Putri Salju mengangguh bahagia.
Para kurcaci merasa girang. Mereka melambai-lambaikan ketika melihat gadis cantik itu berangkat dengan Pangeran. Putri Salju akhirnya menikah dengan Pangeran. Mereka hidup berbahagia hingga hari tua. Sementara itu Ratu Elvira yang jahat akhirnya mati oleh niat jahatnya sendiri, ketika hendak pergi membunuh Putri Salju, Ratu Elvira terjatuh ke jurang yang dalam bersama kereta kudanya.



Advertisement
#
Cerita Dongeng Putri Salju | admin | 5

0 comments:

Post a Comment