Di sebuah desa, tinggalah dua orang
kakak-beraduk. Sifat kedua bersaudara ini sangatlah berbeda, yang tua bernama
Hiroki suka berbuat sesuka hatinya dan sangat licik, sedangkan adiknya bernama
Toshiro mempunyai sifat sebaliknya, rajin bekerja dan jujur hatinya. Hiroki
selalu iri hati dan mengasingkan adiknya. Toshiro sudah hampir tidak tahan lagi
tinggal bersama kakaknya yang jahat itu.
Toshiro sudah mempunyai seorang
istri yang baik hati. Mereka ingin mandiri, maka pada suatu waktu Toshiro
keluar dari rumah kakaknya dan menyewa kamar disuatu tempat bersama istrinya.
Mereka menjalai kehidupan baru. Akan tetapi, Toshiro tidak mendapat penghasilan
yang cukup untuk membiayai keperluan hidupnya. Mereka selalu mengalami
kesusahan walaupun sudah bekerja dengan giat dan rajin.
Menjelang tahun baru, mereka
tidak mempunyai uang untuk membeli beras. Akhirnya Toshiro memberanikan diri
datang ke rumah kakaknya untuk meminjam beras. “Kak, tolong pinjami saya beras
barnag satu kilo saja,” katanya. Akan tetapi, Hiroki tidak mempunyai perasaan
kasih sayang. Ia malah memaki-maki adiknya.
Dengan sedih Toshiro
meninggalkan rumah kakaknua, lalu berjalan kea rah gunung. Di puncak gunung, ia
melihat seorang kakek berjanggut panjang sedang bekerja di lading.
Waktu melintas jala dekat tempat
si kakek itu bekerja, ia disapa oleh si kakek, “Eh, kau mau kemana nak?” “Besok
tahun baru, tetapi saya tidak punya apa-apa untuk dimakan. Saya tidak tahu apa
yang harus saya lakukan. Itulah sebabnya saya hanya berjalan saja,” jawab
Toshiro.
Kakek memberinya sepotong kue
gandum. Lalu berkata, “Coba kau bawa kue ini ke kuil yang ada di dalam hutan
sana. Di belakang kuil itu ada sebuah lubang. Di dalamnya tinggal beberapa
orang kerdil. Orang-orang kerdil itu sangat suka kue gandum seperti ini, mereka
pasti akan memintanya. Tukarkanlah kue gandum ini dengan lesung batu, jangan
minta uang.”
Toshiro mengucapkan terima kasih
kepada kakek itu dan segera pergi menuju kuil di hutan. Begitu dilihatnya kuil,
ia segera menuju belakang dan seperti yang dikatakan kakek tadi, dilihatnya ada
sebuah lubang. Lalu, ia masuk ke dalamnya.
Di dalam lubang itu banyak orang
kerdil berkumpul dan bercanda dengan sangat ramainya. “Enak sekali baunya,
pasti kamu mempunyai kue gandum. Kamu harus memberikan kue itu kepada kami,”
kata salah seorang dari orang-orang kerdil itu. Mereka pun mengeluarkan banyak
sekali uang emas untuk ditukarkan dengan kue gandum itu.
Toshiro tidak mau menukarkan kue
gandumnya dengan uang. “Saya minta ditukar dengan lesung batu,” katanya
menuruti nasihat kakek di gunung. Orang-orang kerdil berunding sebentar.
“Lesung batu ini sangat langka, saying kalau hari kita berikan. Tapi apa boleh
buat, kita juga ingin makan kue gandum, biarlah kita tukarkan dengan kue gandum
itu.”
Akhirnya, orang kerdil itu
bersedia menukarkan lesung batunya dengan kue gandum. Toshiro segera keluar
dari lubang di belakang kuil sambil membawa lesung batu. Di tengah perjalanan
ia berpikir apa guna lesung batu ini. Lalu, diputuskannya untu bertanya lagi kepada
kakek. Ternyata kake masih bekerja di ladang.
Sambil melihat lesung batu,
kakek berkata, “Kalau diputar ke kanan, lesung batu ini akan mengeluarkan
barang apa saja yang kita minta, dan kalau diputar ke kiri akan berhenti
mengeluarkan barang-barang itu. Jagalah lesung yang sangat langka ini
baik-baik.”
Mendengar kata kakek, Toshiro
dengan hati sangat gembira segera pulang ke rumahnya. Melihat suaminya pulang
membawa lesung batu, istrinya yang sudah menunggu-nunggu sangat terkejut dang
bertanya, “Ke mana saja selama ini? Apa yang kamu dapat dari kakakmu?”
Suaminya tersenyum. Setelah
menggelar tikar diletakkannya lesung batu yang dibawanya, lalu berkata,
“Keluarlah beras, keluarlah beras.” Keajaiban terjadi, dari dalam lesung itu
keluarlah beras sampai dua karung penuh. Lalu Toshiro berkata, “Keluarlah ikan
salmon asin yang paling enak rasanya.” Ajaib, kelarlah ikan asin salmon seperti
yang dikehendaki, satu,dua tiga ekor.
Ia meminta beberapa lagi barang
yang diperlukan untuk tahun baru. Keluarlah semua yang dimintanya itu. Tahun
baru itu mereka lewatkan dengan hati yang sangat gembira.
Keesokan harinya, pada tanggal 1
Januari, si adik berkata kepada istrinya, “Kita sudah jadi kaya mendadak, tidak
pantas lagi menyewa rumah. Saya akan mendirikan rumah baru.” Diputarnya lesung
batu sambil meminta rumah baru, maka seketika tegaklah sebuah rumah yang sangat
mewah. Di sebelah rumah besar itu ada tujuh kandang kuda lengkap dengan
kudanya. Malahan ada pula kamar untuk pembantu.
Toshiro berkata lagi, “Keluarkan
kue ketan, minuman sake dan hidangan mewah untuk tamu.” Maka keluarlah semua
yang dimintanya. Lalu ia mengundang semua handai taulan di dekat rumahnya dan
mengadakan pesta besar-besaran. Orang-orang di desa itu sangat terkejut karena
makanan yang dihindangkan sangat mewah. Apalagi Hiroki yang tidak mau
meminjamkan beras, bukan main herannya. Ia tidak percaya bahwa Toshiro dapat
memiliki kekayaan demikian banyak hanya dalam sekejap. Oleh karena itu, ia
bermaksud menyelidiki apa yang sebenarnya telah terjadi.
Sambil makan hidangan yang
disajikan, si kakak memperhatikan ke sana kemari. Sewaktu pesta hampir selesai,
adiknya pergi ke kamar belakang yang ada lesung batunya untuk mengambil
oleh-oleh untuk seluruh tamunya. “Keluarlah kue untuk oleh-oleh”, katanya
sambil memutar lesung itu ke kanan. Hiroki yang mengikuti dari belakang,
melihat apa yang dilakukan Toshiro.
“Oh, lesung ajaib. Pantas ia
menjadi kaya,” pikirnya. Hiroki sangat gembira karena mengetahui mengapa
adiknya menjadi kaya. Pada malam harinya, sementara seisi rumah itu tidur
dengan lelapnya, Hiroki yang bersembunyi di gudang belakang rumah, dengan
mengendap-endap masuk ke kamar yang ada lesung batu. Lalu, digendongnya lesung
itu dan dibawanya lari keluar dengan sangat gembira. Selain lesung batu, kue
yang ada dikamar itu pun dicuri juga.
Sampailah Hiroki di tepi pantai.
Di sana ia melihat sebuah perahu yang ditambatkan di tepi pantai. “Kebetulan
sekali ada kapal di sini,” pikirnya sambil melepaskan tali itu dan membawanya
ke tengah laut. Tujuannya ia ingin pergi ke tempat jauh dan menjadi orang kaya
raya. Dengan penuh semangat, ia menyusuri pantai ke tempat yang sangat jauh.
Setelah jauh berlayar, ia mulai
lapar. Lalu dimakannya kue yang dicurinya bersama lesung batu sampai kenyang.
Setelah kenyang, ia ingin makan sesuatu yang asin, tetapi tidak da garam di
kapal itu. Oleh karena itu, ia ingin mencoba mengelurkan garam dari lesung
batu,
“Keluarlah garam, keluarlah
garam,” katanya sambil memutar lesung batu itu menirukan Toshiro mengeluarkan
barang. Seketika keluarlah garam. Ia ingin menghentikan keluarnya garam dari
lesung itu, tetapi tidak tahu caranya. Dicobanya mengatakan, “Berhentilah,
berhentilah…!”
Akan tetapi garam it uterus
membajir keluar. Lesung terus berputar sembari mengeluarkan garam. Akhirnya
seluruh kapal penuh dengan garam. Karena bebannya terlalu berat, kapal itu
tenggelam bersama Hirkoki.
Sementara si lesung ajaib masih
terus berputar-putar kea rah kanan sambil mengeluarkan garam. Dan inilah yang
diyakini orang Jepang penyebab air laut menjadi asin.
0 comments:
Post a Comment